Friday, 25 December 2015

AKURASI DATA







Editor harus peka terhadap data-data yang disajikan di dalam naskah. Setiap data yang disajikan di dalam naskah haruslah data-data yang valid dan dapat dipercaya. Jangan sampai buku tidak lakukarena menyajikan banyak data yang mengandung kesalahan. Misalnya :


1. Kesalahan penyebutan nama.

Banyak sekali nama-nama yang hampir sama dan tidak boleh terbalik, misalnya Kakek Nabi Muhammad SAW adalah Abdul Mutholib, bukan Abu Tholib. Presiden Amerika Serikat ke 41 bukanlah George Bush Jr. melainkan George Bush. Ibu kota Jepang adalah Tokyo bukan Kyoto. Sultan yang menyerbu Batavia bukanlah Sultan Ageng, melainkan Sultan Agung dan lain sebagainya.

2. Kesalahan penyebutan satuan

Nama-nama satuan banyak yang hampir sama kegunaannya dalam hal obyek yang diukur, misalnya antara Liter dan Kilogram. Harga beras Rp 11.000,- adalah per kilogram bukan per Liter. Lebar selat Sunda adalah 11 mil, bukan 11 kilometer. Tinggi puncak gunung Everest adalah 8.848 meter, bukan 8.848 kaki dan lain sebagainnya.

3. Kesalahan penyebutan letak geografis

Penyebutan suatu wilayah, misalnya Kota Tangerang disebut termasuk wilayah Provinsi Jawa Barat. Kalau dua puluh tahun yang lalu pernyataan itu memang benar, tetapi kalau sekarang jelas pernyataan itu sama sekali salah. Sekarang Tangerang bukan lagi termasuk wilayah Jawa Barat, melainkan masuk wilayah Provinsi Banten. Beberapa negara pecahan Uni Soviet di wilayah Kaukakus, seperti Georgia dan Armenia bukanlah bagian benua Asia. Mereka lebih memilih masuk ke wilayah benua Eropa. Jadi kalau disebutkan bahwa kedua negara itu termasuk ke dalam benua Asia maka salah sekali, meskipun posisi mereka lebih dekat dengan Asia daripada Eropa.

4. Kesalahan pengetikan angka

Setiap angka yang ditulis di dalam naskah harus dicermati benar, karena kesalahan penyebutan satu digit saja, bisa menjadi kesalahan fatal. Kalau kesalahan dalam penulisan huruf kadang-kadang masih bisa dimaklumi, karena pembaca masih bisa menebak-nebak kata apa yang dimaksud. Lain halnya dengan angka, kesalahan satu angka saja berbedalah artinya. 25 x 25 = 525. Ini tentu salah. Yang benar adalah 625.

Memang tidak mungkin semua naskah bisa diteliti satu persatu setiap kata, setiap angka dan setiap tanda baca. Apalagi jika naskah yang masuk kian hari kian banyak. Namun demikian dengan berjalannya waktu pengetahuan seorang editor makin banyak pula karena tiap hari harus menelaah beberapa naskah, maka dia akan makin peka setiap membuka halaman dan menemukan data-data yang janggal. Dengan demikian dia tidak harus secara detail dan mengulang-ulang satu naskah berjam-jam dan berhari-hari. Kalau demikian maka kapan selesai mengoreksinya dan kapan mencetaknya, padahal tiap hari selalu ada naskah yang masuk dan tidak hanya satu atau dua, melainkan bisa lebih banyak lagi.


No comments:

Post a Comment

Mohon komentarnya untuk perbaikan setiap langkah kita kedepan.

Blogger Widgets