Salah satu tugas editor adalah mengoreksi naskah yang sudah disepakati untuk diterbitkan. Setelah file kita terima dan kita masukkan ke dalam komputer kita, maka mulailah kita mengoreksi naskah tersebut. Yang harus kita koreksi bukan hanya mengenai salah ketik, melainkan yang tidak kalah pentingnya adalah mengenai konsistensi pengarang dalam penulisan istilah, ejaan, tanda baca dan sebagainya. Masalah konsistensi memang tidak akan merubah maksud isi buku, tetapi lebih pada gangguan pada konsentrasi pembaca. Pembaca dibuat terganggu oleh adanya gonta-gantinya pemakaian istilah, ejaan, tanda baca, huruf besar, huruf miring, huruf tebal, rumus-rumus kimia, fisika atau matematika. Pembaca yang seharusnya asik melanjutkan membacanya, tiba-tiba harus berhenti karena terganggu oleh pemakaian ejaan yang tidak konsisten dan menggerutu, ngedumel dan sebagainya sambil menutup bukunya.
Di sinilah editor bertugas membuat agar dalam pemakaian istilah atau ejaan di dalam buku yang akan diterbitkan tetap terjaga konsistensinya dari awal sampai akhir.
PEMAKAIAN ISTILAH
Sebagai contoh penyebutan kata ganti untuk pengarang. Kadang ditulis “Saya”. Kadang ditulis “Kami”. Di lain halaman ditulis “Penulis”. Di halaman yang lain ditulis “Kita”. Penyebutan istilah yang tidak konsisten seperti itu harus diubah menjadi konsisten dari awal sampai akhir. Di sini tidak kita permasalahkan mengenai mau menggunakan kata yang mana. Pilih salah satu dan pakailah terus dan jangan digonta-ganti dari awal buku sampai akhir.
EJAAN
Jika menggunakan istilah dalam bahasa Inggris, maka harus konsisten dari awal sampai akhir, menggunakan ejaan British atau US. Misalnya kalau dari awal sudah menggunakan kata colour (British), maka seterusnya sampai akhir harus menggunakan ejaan itu, jangan gonta ganti dengan kata color (US). Apapun ejaan yang dipakai yang penting harus konsisten dari awal sampai akhir.
TRANSLITERASI
Khususnya untuk istilah-istilah agama Islam, banyak menggunakan kata-kata dalam bahasa Arab yang ditulis dengan huruf latin. Dalam hal ini banyak sekali versi. Hampir setiap buku berbeda transliterasinya. Ada yang menggunakan pedoman resmi yang dikeluarkan oleh Departemen Agama dan ada pula yang menggunakan pedoman dari buku-buku Fonologi atau kreasi sendiri. Misalnya kata Romadhon. Ada yang menulis Ramadhan. Ada yang menulis Ramadan. Ada pula Romadlon. Apa pun pedoman yang dipakai yang pasti harus selalu konsisten dari awal sampai akhir menggunakan satu transliterasi yang sama.
TANDA BACA
Pemakaian tanda baca seperti titik (.), koma (,) tanda seru (!), tanda tanya (?), strip (-), garis miring (/) dan lain-lain digunakan sebagai bagian dari tata bahasa dan kadang-kadang sebagai bagian dari gaya bahasa. Bila tanda baca sebagai bagian dari tata bahasa, maka harus selalu konsisten. Yang seharusnya koma tidak boleh diganti titik dan sebaliknya dan seterusnya.
Demikian pula mengenai pemakaian SINGKATAN, NAMA KOTA, PEMAKAIAN HURUF BESAR, penulisan KATA MAJEMUK, PEMENGGALAN KATA dan lain-lain harus selalu konsisten dari awal sampai akhir, tidak boleh berganti-ganti.
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya untuk perbaikan setiap langkah kita kedepan.