Tuesday, 1 December 2015

TUGAS TUKANG CETAK KERUPUK DAN ASISTENNYA



1. Bangun jam 04.00 pagi dengan dibantu asisten mempersiapkan adonan.

2. Sementara asisten mengisi air di wajan sesuai takaran, si tukang menyalakan kompor dan memasukkan bumbu-bumbu ke dalam wajan.

3. Sambil menunggu air mendidih, asisten menuang tepung tapioka ke dalam wajan adonan.


4. Ketika air berbumbu telah mendidih dan telah diaduk-aduk rata, si tukang menuangkannya ke dalam wajan adonan yang telah diisi tapioka sedikit demi sedikit sambil si asisten mengaduknya pelan-pelan secara merata.

5. Jam 07.00 pagi ketika si tukang dan asisten sudah mandi dan sarapan dan adonan sudah siap untuk dicetak, maka mulailah mereka mencetak. Sementara si asisten menguleni adonan, si tukang mempersiapkan peralatan cetaknya, yaitu mengelap dan mengolesi dalam bosh dengan minyak goreng serta menyiapkan tumpukan ancak bambu di sebelah kiri alat cetaknya.

6. Sekitar 10 menit adonan sudah jadi siap dicetak, sudah lembut dan kalis. Setiap adonan beratnya sekitar 1 kg. Asisten mengantarkannya ke si tukang. Si tukang menerimanya dan memasukkan adonan itu ke dalam bosh dan dipasanglah pada posisi mencetak. Sambil duduk di papan cetakan dengan posisi jongkok untuk mengatur tekanan pantatnya pada papan cetak. Jika ditekan maka keluarlah adonan dari dalam bosh lewat piringan yang berlubang-lubang berbentuk seperti cacing-cacing yang keluar dari dalam tanah. Tapak tangan kiri si tukang seperti menahan cacing-cacing itu dan memutarnya ke arah kiri satu putaran penuh dan tangan kanannya langsung memotongnya menggunakan kawat pemotong. “Ceklek” begitulah bunyi alat potong yang bertangkai sebilah bambu itu ketika jatuh kembali di papan cetak. Setiap suara “ceklek” itu tanda si tukang berhasil mencetak sebiji kerupuk. Hasil cetakannya kemudian ditata secara rapi, berbaris-baris di angsang bambu dan tidak boleh berhimpitan satu dengan yang lain, agar tidak lengket ketika dikukus. Meskipun begitu ketika dikukus kan si kerupuk memuai dan akhirnya lengket juga satu sama lain, hanya saja lengketnya tidak separah ketika menatanya saling berdempetan.

7. Ketika tumpukan angsang telah mencapai setinggi tutup kukusan kerupuk, maka si asisten mulai mempersiapkan wajan yang buat mengukus, yaitu wajan utama. Dicuci dulu tentunya karena bekas untuk merebus bumbu tadi pagi.

8. Si asisten menaruh kayu sebagai penyangga angsang agar kerupuknya tidak terkena air secara langsung. Di atas kayu itu masih ditambah beberapa lembar angsang  kosong untuk memastikan kerupuk tidak terendam air.

9. Si asisten mengambil sepuluh lembar angsang yang telah terisi kerupuk mentah dan ditumpuk menghadap ke depan. Mengambil sepuluh lagi dan ditata di atasnya hanya saja posisinya agak menyerong 45 derajad. Penumpukan dengan cara ini diharapkan tumpukan tetap tegak lurus ke atas dan tidak doyong.

10. Setelah tumpukan setinggi tutup kukusannya (tutup oven), maka diturunkanlah tutup ovennya. Tunggu kira-kira satu jam, matanglah kerupuk kita. Tandanya warnanya berubah dari keputihan menjadi transparant, kenyal alot seperti empek-empek. Kalau dimakan sudah enak. Kadang-kadang kalau lapar, saya sambil jereng suka makan satu dua sekedar mengganjal perut.


BERSAMBUNG .....


No comments:

Post a Comment

Mohon komentarnya untuk perbaikan setiap langkah kita kedepan.

Blogger Widgets