Friday 16 October 2015

MERINTIS USAHA PERCETAKAN





    Hampir semua orang tahu kalau keuntungan usaha percetakan itu besar.  Ada yang bilang nyetak undangan itu kaya nyetak uang. Di samping itu jarang sekali ada percetakan yang sepi. Tiap hari selalu ada saja yang pesan cetakan. Lihat saja di sentra-sentra percetakan, seperti di depan setasiun Bekasi, ramainya seperti di pasar tradisional. Ratusan orang tiap hari hilir mudik ngurus cetakan. Kita pasti ngiler membayangkan keuntungan yang diperoleh para pengusaha percetakan itu. “Seandainya aku banyak duit, aku pasti bisa seperti mereka. Sayangnya sepeserpun aku tak punya.” Begitulah kita berkhayal.


    Memulai usaha percetakan sebenarnya tidak harus bermodal besar. Asal memiliki  pengetahuan tentang dunia percetakan jadilah. Oleh karena itu idealnya pernah bekerja di percetakan atau pernah kursus percetakan atau sekolah grafika. Paling tidak dapat join dengan teman yang pernah kerja di percetakan. Kita maklum harga peralatan percetakan sangat mahal. Bisa ratusan juta. Usaha Percetakan paling tidak memiliki 4 macam pekerjaan pokok, yaitu mencari order, pracetak, cetak dan finishing. Dari keempatnya yang modalnya paling ringan yaitu mencari order. Pekerjaan yang lain semua butuh beaya besar dan tenaga terampil, peralatan berteknoklogi dan tempat yang lumayan luas. Oleh karena itu jarang ada percetakan yang komplit, semua serba ada, semua serba bisa dari A sampai Z. Hal itu selain karena perlu modal yang sangat besar, karyawan yang sangat banyak, tempat yang amat luas. Barangkali hanya sekitar 10% dari semua percetakan yang ada. Sisanya umumnya mengambil spesialisasi, misalnya bidang setting disain grafis, bidang plate master, bidang master kertas, bidang sablon, bidang offset, bidang cetak grafur, bidang hand press (pond, embose, poly, cacah, numerator, rel), bidang cetak karton,  bidang cetak Koran, bidang security printing, dan bidang finishing (lipat, susun, jilid, potong, jahit, varnish)

    Meskipun tanpa peralatan cetak kita pun bisa juga merintis usaha percetakan. Namanya juga baru merintis, jadi tidak perlu membayangkan sebuah percetakan besar. Asal di depan workshop sudah ada spanduk PERCETAKAN dan nampak contoh-contoh Undangan dan lain-lain  berjejer rapi di dinding, orang lewat tahu kalau ini percetakan. Meskipun tanpa peralatan sebijipun, kita sudah bisa mencari order. Yang penting kita memiliki pengetahuan tentang dunia percetakan atau punya pengalaman kerja di percetakan atau pernah kursus/ sekolah grafika, maka jadilah kita pengusaha percetakan “kecil-kecilan”.

    Tidak perlu berkecil hati, meskipun tidak punya alat cetak. Pelanggan suka tidak memperhatikan itu. Mau pelanggan yang penting hasilnya bagus, tepat waktu dan lebih murah dari percetakan lain. Di samping pendekatan yang baik terhadap pelanggan tidak boleh dilupakan. Jaga sikap dan perkataan. Selalu merendah. Jangan sampai pelanggan merasa ditipu atau tidak dihormati.

    Tidak perlu takut tidak ada order. Asal kita mau sedikit bergerak ke kanan ke kiri, ke tetangga, ke kantor-kantor, toko, salon, warteg, pasar, plaza dan lain-lain, maka tiap hari selalu ada 1001 kemungkinan pesanan cetakan. Tidak perlu takut tidak bisa menyelesaikan pesanan. Sambil membawa contoh pesanan, kita datangi tukang setting, tukang cetak, toko kertas. Kita bisa berkonsultasi dan minta petunjuk mereka bagaimana mengerjakan pesanan tersebut dengan hasil baik dan harga bersaing. Tukang setting akan dengan senang hati membantu mendisain dan mengeprint atau sekaligus membuatkan master. Tukang cetak akan dengan sukarela memberikan ukuran kertas danjumlah serta jenis kertas yang harus dibeli. Kalau sudah dicetak dan kita tidak yakin bisa mengerjakan finishingnya dengan baik, maka kita bisa pergi ke tukang finishing. Selesailah orderan. Tinggal kita antar ke alamat pemesan. Tak terasa uang kita tadi Cuma segitu menjadi segini banyak. Padahal kerja kita Cuma mondar - mandir sambil sedikit omong-omong dan melihat-lihat.
Itulah percetakan. Maka tak terlalu salah ketika ada orang bilang bahwa usaha percetakan seperti nyetak uang. Modal dikit untungnya banyak. Yang penting mau kerja keras, pantang mundur, rendah diri dan tidak tamak. Nyari untung tidak perlu gede-gede biar banyak pelanggan. Apalagi jika pelanggan memiliki usaha, meskipun hanya industri rumahan, tetapi dapat diharapkan ordernya akan rutin dan berlanjut terus dan tidak hanya satu item, bisa puluhan item. Kalau dapat pelanggan begini harus selalu dijaga agar tidak lari ke percetakan lain. Sering dikunjungi dan bawa oleh-oleh. Kadang-kadang kasih bonus dibikinin kartu nama atau apalah.

Ada beberapa langkah dalam merintis percetakan tanpa Alat cetak, yaitu :
1. Mendirikan workshop.
2. Mencari order
3. Kalkulasi order
4. Setting dan bikin master.
5. Membeli bahan cetak
6. Menggunakan  jasa ongkos cetak
7. finishing


No comments:

Post a Comment

Mohon komentarnya untuk perbaikan setiap langkah kita kedepan.

Blogger Widgets