Sunday 25 October 2015

KEMAMPUAN TENAGA DAN PERALATAN PERCETAKAN







       Salah satu aspek yang pertama-tama  ketika menerima order adalah mempertimbangkan mengenai kemampuan  teknis karyawan yang ada serta kemampuan peralatan cetak yang tersedia. Setiap order yang baik dan menguntungkan pasti diterima. Hanya saja apakah dengan tenaga dan peralatan yang tersedia cukup memadahi baik jumlah maupun secara teknis mampu menyelesaikan order tersebut dengan kwalitas baik dan tepat waktu?

       Mengenai mesin yang harus dipertimbangkan antara lain :

1.  Dimensi dan kecepatan mesin
       Dari mesin offset yang ada, apakah cukup efisien untuk mencetak orderan dengan lebar kertas dan oplah yang sekian besar itu?
   Untuk itu kita harus paham benar dengan dimensi mesin yang kita punya dan berapa kecepatan maksimumnya. Mana yang lebih efisien, jalan satu-satu, dua-dua, empat-empat atau delapan-delapan. Semua tergantung dengan kemampuan mesin yang ada dan besar kecilnya oplah yang diinginkan. Semakin besar oplah semakin besar pula mesin yang kita butuhkan. Semakin kecil oplah semakin kecil pula mesin yang kita butuhkan. Oplah kop surat 1 rim tentu tidak efisien, jika menggunakan mesin Ryoby 38N, Ryoby 500K atau Ryoby 52. Oplah yang sekian dan demikian  itu tentu jauh lebih efisien jika menggunakan mesin Toko 820 atau setidaknya Gestetner 311 jika mengandung masukan warna atau blok solid. Ongkos cetak Ryoby dobel folio bisa Rp 50.000,- lebih. Sedang ongkos mesin Toko folio hanya Rp 10.000,- per master untuk opah minimum.
    Sebaliknya kalau orderannya berupa buku pelajaran sekolah 200 halaman dengan oplah sepuluh ribu eksemplar tentu akan lebih efisien dan lebih cepat bila dicetak dengan menggunakan mesin besar, misalnya Ryoby 52, Oliver 52 atau GTO 52. Ryoby 48 memang ongkos cetak minimumnya Rp 50.000,- namun dia bisa jalan empat-empat untuk ukuran buku 1/2 folio dan kecepatan maksimum efektifnya bisa 6000 lembar per jam. Sedang toko 820 ongkos cetak minimnya memang hanya Rp 10.000,- tetapi hanya bisa jalan dua-dua untuk buku ukuran 1/2 folio dan kecepatan maksimum efektifnya hanya 3000 lembar per jam.

2.   Tingkat kesulitan cetak
     Ini menentukan lama-tidaknya persiapan mesin dan jenis mesin yang diperlukan. Mencetak satu warna tanpa blok tentu memerlukan persiapan yang lebih cepat dan mesin yang lebih sederhana daripada mencetak blok solid dan sparasi.

3.   Output mesin
     Apakah mesin yang ada bagian outputnya dilengkapi dengan alat pencacah dan numerator atau tidak? Bila mesin  kita memiliki output yang demikian tentu lebih efisien daripada mesin yang tidak memilikinya. Tidak mindon-gaweni istilah jawanya. Misalnya mesin Toko 4700N atau Ryoby 48N.

4.   Pekerjaan tangan
      Apakah dalam mengerjakan order itu memerlukan banyak pekerjaan tangan atau tidak? Pekerjaan tangan yang dimaksud adalah seperti melipat, mencacah, numerator, menyusun atau menjilid. Pekerjaan-pekerjaan ini tentunya sangat membutuhkan waktu dan tenaga. Apalagi jika oplahnya lumayan banyak. Ini tentu harus menjadi pertimbangan dalam memperkirakan harga cetak.

      Bila mesin ok, tetapi apakah tenaga yang tersedia ok juga. Kadang-kadang karena keuangan yang terbatas kita hanya memperkerjakan orang-orang yang kemampuan skillnya di bawah standard, sehingga dia hanya mampu mencetak satu warna, tidak bisa mencetak sparasi. Kalau demikian halnya maka perlu dipertimbangkan juga lebih efisien mana menyewa tukang cetak top atau ongkos cetak di luar. Ini juga banyak tergantung besarnya oplah. Kalau oplahnya banyak dan harus seharian baru selesai, mungkin lebih efisien jika kita menyewa orang. Kalau oplahnya sedikit, mungkin lebih efisien jika pakai ongkos cetak di luar.
      


No comments:

Post a Comment

Mohon komentarnya untuk perbaikan setiap langkah kita kedepan.

Blogger Widgets