Thursday 22 October 2015

BELAJAR PERCETAKAN


      Awalnya saya awam mengenai dunia percetakan dan penerbitan. Saya baru mulai mengenalnya setelah diterima bekerja di perusahaan penerbitan dan percetakan yang baru dibuka di Yogyakarta. Jabatan saya waktu pertama kali masuk adalah sebagai editor. Saya hanya tahu sedikit tentang bagaimana buku yang bagus dan layak terbit itu seharusnya. Awalnya kerjaan saya hanya mengoreksi setiap buku yang akan diterbitkan baik dari segi pilihan kata, tatabahasa dan sistematika penulisan. Komputer yang digunakan Macintosh LC 475. Petrtama kali saya pegang komputer jenis ini. Boro-boro nyeting, pegang mouse saja  masih lari kesana kemari. Tanpa sengaja sejak waktu itu ternyata saya telah mulai belajar percetakan dan penerbitan, yaitu mengedit dan menyeting. Saya mulai mengenal beberapa aplikasi untuk setting, seperti : Page Maker, Free Hand, Photo Shop, O Photo dan Microsoft. Oleh atasan sering diajak keliling ke kampus-kampus ke rumah-rumah para penulis buku, ke hampir semua percetakan dan penerbit distributor buku dan toko buku di Yogyakarta, Semarang dan Solo. Kebetulan atasan saya orangnya ramah, supel dan kenalannya amat luas dari berbagai kalangan. Di samping itu saya sering diminta berkirim surat ke penerbit-penerbit dari berbagai negara untuk minta katalog buku yang telah diterbitkan dan kalau memungkinkan menjalin kerjasama dalam penerjemahan dan penerbitan buku-buku mereka untuk Indonesia.

         Di samping itu saya diam-diam mulai belajar setting. Mulai dari setting kartu nama, nota, kwitansi, bikin logo, bikin denah, bikin cover buku, isi buku dan lain-lain. Belajar juga mencari order cetakan, belanja kertas, membikin master, mencari percetakan yang menerima ongkos cetak. Belajar juga menganalisa dan mengkalkulasi orderan cetak. Ketika perusahaan membeli perlengkapan sablon, sayapun belajar nyablon.

       Ketika orderan cetakan semakin banyak dan pencetakan buku yang akan diterbitkan dimulai, perusahaan berencana membeli mesin offset. Saya bersama atasan pergi ke Jakarta mencari mesin offset rekondisi. Pilihan jatuh ke mesin Ryoby 480N. Mesin offset double folio. Sayapun memperoleh training gratis mengoperasikan dan service ringan mesin tersebut selama 1 bulan di Pulo Gadung. Di situ saya mengenal macam-macam mesin percetakan mulai dari mesin-mesin pracetak, aneka mesin offset mulai dari satu warna, dua warna, tiga warna dan empat warna serta berbagai mesin finishing. Di Jakarta Selatan saya belajar sedikit security printing dan mengenal berbagai mesin rotasi/web.

      Kembali ke Yogyakarta bersama satu unit mesin offset Ryobi 480N dan mulai berprofesi sebagai operator offset, mencetak buku-buku yang akan diterbitkan. Di samping itu juga belajar menyusun kateren buku dan montage sebelum dibikin plate.

          Untuk melayani orderan kop surat dan nota rasanya kurang ekonomis bila menggunakan mesin double folio, maka dibelikan pula mesin offset Toko 280L. Tidak perlu lama untuk belajar mesin ini karena sudah bisa mesin besar.

       Boss besar ingin membuka percetakan di Jakarta. Saya diminta untuk mempersiapkan segala sesuatunya agar berdiri sebuah percetakan. Setelah semuanya siap saya diminta menjadi pelaksana harian dibantu beberapa karyawan. Mulailah saya belajar menjalankan usaha percetakan di Jakarta. Awalnya semua saya kerjakan sendiri, mulai dari setting, expose plate, belanja bahan, mengoperasikan offset dan mesin potong kertas, handpress buat foil dan embose. Mesin offsetnyapun ditambah dua, yaitu gestetner 311 dan Sakurai 46 double kwarto.

       Semua itu saya pelajari secara otodidak. Karena demikian banyak yang harus saya pelajari, maka hasilnya semua serba tanggung, tidak ada yang 100% terampil.  Oleh karenanya saya kalau disuruh melamar kerja sebagai operator, tidak berani. Pengetahuan saya tentang percetakan terlalu makro. Jadi saya bukan termasuk tenaga terampil di dunia percetakan. Jabatan saya lebih cocok di manajemen daripada sebagai operator.

       Itulah yang mendorong saya beberapa tahun kemudian memberanikan diri dengan modal seadanya mendirikan usaha percetakan dan penerbitan sendiri. Saya menyewa kios di pinggir jalan. Pasang spanduk. Cetak brosur dan keliling mencari penyalur buku sambil menawarkan cetakan.













































No comments:

Post a Comment

Mohon komentarnya untuk perbaikan setiap langkah kita kedepan.

Blogger Widgets