Saturday, 12 December 2015

CARA PENJEMURAN KERUPUK RAMBAK






Kerupuk rambak mentah setelah dirajang kemudian dijemur di atas rigen. Karena kecil-kecil, kerupuk rambak yang masih lembek itu tidak perlu ditata rapi, cukup di serak di atas rigen. Yang penting tidak menumpuk dan diusahakan tidak saling bertindihan satu sama lain biar tidak lengket satu sama lain dan keringnya merata. Untuk itu harus rajin membolak-balik dan memisah kerupuk yang saling lengket sebelum terlanjur kering.


Waktu yang diperlukan untuk menjemur kerupuk rambak sekitar 3 - 4 hari. Penjemuran tidak boleh sampai terlalu kering, karena jika terlalu kering, kerupuk menjadi mudah pecah dan remuk. Penjemuran dianggap cukup jika kerupuk sudah mudah dipatahkan. Sesudah kerupuk kering taruh di tempat penyimpanan atau bisa juga langsung digoreng. Jika tidak habis , sisanya bisa disimpan untuk digoreng di lain waktu. Perlu menjadi catatan, bahwa kerupuk mentah yang sudah disimpan selama sehari atau dua hari atau lebih, sebelum digoreng hendaknya dijemur kembali. Bila tidak dijemur kembali, kerupuk tidak akan mengembang maksimal. Penjemuran juga tidak perlu lama-lama, asal sudah mudah dipatahkan berarti proses penjemuran sudah cukup.

Untuk menjaga kerupuk yang sudah digoreng selalu habis terjual, maka lebih baik bila berapa yang akan kita goreng jumlahnya ditentukan berdasarkan pesanan para loper dan pedagang. Ini dilakukan untuk mengurangi resiko merugi akibat kebanyakan jumlah kerupuk yang digoreng dan tidak habis terjual selama beberapa  hari. Di samping itu ini juga dapat mengurangi kerugian akibat terlalu banyaknya kerupuk dimakan Cuma-Cuma oleh tenaga-tenaga bagian pengemasan. Siapapun akan ngiler dan tidak bosan-bosannya mengunyah kerupuk yang nampak ranum, berkilauan dan aromanya gurih semerbak. Kalau kita selalu menegur setiap kali mereka nyambi ngunyah, maka capeklah kita dan tentunya tidak enak juga terlalu sering menegur. Oleh karena itu untuk menghindari hal itu, sebelum digoreng, dihitung dahulu sesuai dengan jumlah masing-masing pesanan. Dengan demikian setiap kerugian yang tidak seharusnya terjadi itu bisa ditanggung bersama-sama agar pabrik tidak cepat bangkrut.

Memang begitu gurih dan lezatnya kerupuk rambak, susah untuk menahan diri jika sudah tersaji di depan mata kita. Padahal kerupuk yang masih hangat itu ditaruh di depan kita bukan untuk dimakan, melainkan untuk dibungkus atau dikemas supaya terjaga kebersihan, kerenyahan dan mudah penjualannya. Jika tenaga pembungkusnya ada 25 orang, masing-masing setiap melakukan pekerjaannya makan 50 biji kerupuk secara Cuma-Cuma, maka berapa rupiah kita kehilangan secara sia-sia. Misalnya perbiji Rp 100,- maka total kerugiannya 25 x 50 x Rp 100,- = Rp 125.000,- perhari. Bila sebulan maka total kerugian kita adalah 30 x Rp 125.000,- = Rp 3.750.000,- Jika ini dibiarkan maka tidak akan lama usaha kita akan gulung tikar. Bukan itu saja, mereka selain makan di tempat juga sering mengambil satu raup untuk dimakan di jalan atau dibawa pulang. Makin runyamlah kita.

Jika kerupuk rambak akan kita jual mentah, maka pengemasannya dilakukan menunggu ketika kerupuk telah tidak panas lagi akibat proses penjemuran. Ini dilakukan supaya kerupuk tidak mudah hancur dalam plastik. Dalam keadaan demikian kerupuk dapat bertahan lama. Hanya saja ketika akan digoreng harus dijemur dahulu agar dapat mengembang secara maksimal.


No comments:

Post a Comment

Mohon komentarnya untuk perbaikan setiap langkah kita kedepan.

Blogger Widgets